Ada 6 hal penting menurut saya yang harus diusahakan setiap orang, yaitu kebahagiaan, kesehatan, kesejahteraan, keberhasilan, keberkahan, dan keberlimpahan.
Poin pertama adalah kebahagiaan. Kebahagiaan saya letakkan di awal karena menurut saya, tidak ada syarat apapun untuk bahagia. Semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri. Kembali pada bagaimana cara kita berpikir, merasa, bersikap dan bertindak hingga menjadi kebiasaan. Dalam keseharian indikator bahagia pun mungkin tidak perlu dibuat terlalu rumit. Cukup saat bisa bernafas, kita syukuri. Saat bisa melihat, kita syukuri. Bahkan sederhana saja, jika kita bisa tersenyum atau mengedipkan mata, kita syukuri dan bahagia.
Poin kedua adalah kesehatan. Tidak bisa dipungkiri saat kita kurang sehat, rasa-rasanya ada sebagian dari nikmat Tuhan yang telah diambil dari diri kita. Dengan kesehatan yang memadai dan fit, kita mampu berkarya, bekerja, dan mengembangkan diri, sosial, masyarakat atau apapun. Dengan kata lain, kita mampu menciptakan nilai tambah dalam kehidupan sehari-hari.
Poin ketiga adalah Kesejahteraan. Sejahtera berarti cukup. Bukan berarti Anda tidak harus kaya. Menurut saya setiap orang memiliki hak untuk kaya atau kaya raya, tergantung bagaimana masing-masing orang berusaha terbaik untuk mewujudkannya. Jadi hasil berkorelasi dengan seberapa besar usaha (daya usaha) yang dilakukan dan seberapa banyak leverage (daya ungkit) yang dimiliki.
Dengan kesejahteraan yang mencukupi, setidaknya kita sudah dapat menjaga diri dari ancaman rasa cemas atau takut karena kekurangan. Sejahtera di sini memiliki beberapa aspek, sejahtera psikologis (psychological well being), sejahtera finansial, dan sejahtera sosial. Semuanya penting, mungkin saja seseorang belum mampu mewujudkannya dalam satu waktu tapi setiap orang harus memiliki keyakinan pada suatu saat semua Kesejahteraan itu dapat dicapai.
Poin keempat adalah keberhasilan. Berhasil bermakna mencapai sesuatu yang ditargetkan atau mewujudkan sesuatu yang diinginkan. Seringkali masyarakat salah kaprah, bahwa disebut berhasil jika menghasilkan sesuatu yang “wah” atau hebat. Padahal hasil besar selalu dicapai melalui akumulasi hasil-hasil kecil yang membangunnya. Jika tidak demikian, kita tidak akan belajar mengapresiasi pencapaian kecil di setiap hari kehidupan kita.
Poin kelima adalah keberkahan. Kata “berkah” atau “berkat” atau “barokah” berasal dari bahasa arab albarakah (البركة). Dalam kamus Bahasa Arab, al-barakah memiliki arti pertumbuhan, pertambahan, dan kebaikan. Keberkahan bisa diartikan dengan “ziyaadatul khair” (bertambahnya kebaikan) yang mengantarkan seseorang menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhannya. Jadi sesuatu dikatakan berkah, artinya sesuatu itu memiliki banyak kebaikan, pertambahan, pertumbuhan serta kenikmatan yang ditetapkan oleh Allah Swt.
Untuk mendapatkan keberkahan ini tentu dengan meniatkan diri secara menerus menjadi orang baik. Untuk menjadi orang baik, kita semua butuh (1) ilmu yang bermanfaat (ilmu yang dipahami dengan baik, disebarkan untuk kebaikan, dan diamalkan dengan baik pula). Kita juga membutuhkan (2) adab yang baik. Adab yang baik tercermin melalui akhlak yang baik. Yang tidak boleh ketinggalan butuh (3) doa dari orangtua dan guru. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Lain waktu akan saya ulas lebih dalam.
Poin keenam adalah keberlimpahan. Keberlimpahan baik dalam ukuran kuantitatif (jumlah) — namun yang lebih dominan — maupun kualitatif (kualitas). Keberlimpahan berawal dari cara bersikap yang dilandasi oleh keber-syukur-an dan keluasan cara pandang. Keduanya akan melahirkan kebijaksanaan yang luhur. Oleh karena itu, keberlimpahan itu tidak terletak pada akal semata namun justru terletak pada kalbu yang berfungsi dengan baik.
Semoga bermanfaat
Salam Penuh ❤️ dari Malang, Indonesia
Ilhamuddin Nukman
—————————————————–
www.coachilham.com
www.instagram.com/coachilham
—————————————————–
Leave a Reply